BSMI Gulirkan Ide Pendirian Program Studi Kebencanaan dalam Puncak Milad 21
by bsmi / 25 Jun, 2023
JAKARTA -- Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) bersama Universitas Indraprasta (Unindra) PGRI Jakarta menggelar Seminar Kemanusiaan Internasional sebagai bagian Puncak Milad 21 BSMI, Sabtu (24/5/2023).
Hadir sebagai narasumber Pakar RS Darurat dari Jerman Dr. Wolfgang Titius, Akademisi dan Relawan Kemanusiaan Palestina di Gaza Dr. Abeer Barakat, Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB, Ketua Tim Kerja Evaluasi, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi Puskris Kemenkes RI dr Ina Agustina dan Ketua Umum DPN BSMI M Djazuli Ambari.
Hadir memberikan keynote speech adalah Rektor Unindra Prof. Dr. H. Sumaryoto dan Ketua MPA BSMI Prof Prof. DR. dr. Basuki Supartono, Sp.OT, FICS, MARS.
Sumaryoto dalam paparannya menyebut Unindra dan BSMI memiliki kesamaan yakni kepedulian. Sumaryoto mengatakan, Unindra Jakarta berkomitmen menghadirkan biaya kuliah yang terjangkau dan berkualitas sebagai bentuk kepedulian terhadap akses pendidikan. Sementara BSMI bergerak dalam semangat kepedulian dalam bidang kemanusiaan. "Keduanya disatukan dalam semangat kepedulian dalam bidang masing-masing," tutur dia.
Basuki menambahkan, 21 tahun bukanlah usia yang sebentar namun belum terlalu tua untuk sebuah organisasi. Basuki menekankan, sudah seharusnya semua kegiatan aksi kemanusiaan tersebut mulai masuk ke
dalam literasi ilmiah.
"Dan BSMI sudah memulainya. Melalui kerjasama dengan Universitas Indraprasta -PGRI BSMI mulai memujudkan hal tersebut. Diantaranya dengan seminar ilmiah dan dengan menerbitkan jurnal ilmiah yang sudah terdafttar di portal Garuda dari Kemeterian Riset dan Pendidikan Tinggi dan selanjutnya akan mengikuti akresitasi jurnal pada semester depan.
Basuki berharap ke depan ada kerapihan dalam tata kelola kegiatan kemanusiaan salah satunya dengan mendapatkan landasan ilmiah yang kuat, terstruktur dan sistematis.
"Alangkahnya baiknya bila BSMI dapat mendirikan program studi kebecanaan sebagai kontribusi kita dalam penguatan tata kelola kebencanaan yang profesional dan dilaksankan oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Semoga harapan ini dapat terealisir," sebutnya.
Hadir sebagai narasumber Pakar RS Darurat dari Jerman Dr. Wolfgang Titius, Akademisi dan Relawan Kemanusiaan Palestina di Gaza Dr. Abeer Barakat, Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB, Ketua Tim Kerja Evaluasi, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi Puskris Kemenkes RI dr Ina Agustina dan Ketua Umum DPN BSMI M Djazuli Ambari.
Hadir memberikan keynote speech adalah Rektor Unindra Prof. Dr. H. Sumaryoto dan Ketua MPA BSMI Prof Prof. DR. dr. Basuki Supartono, Sp.OT, FICS, MARS.
Sumaryoto dalam paparannya menyebut Unindra dan BSMI memiliki kesamaan yakni kepedulian. Sumaryoto mengatakan, Unindra Jakarta berkomitmen menghadirkan biaya kuliah yang terjangkau dan berkualitas sebagai bentuk kepedulian terhadap akses pendidikan. Sementara BSMI bergerak dalam semangat kepedulian dalam bidang kemanusiaan. "Keduanya disatukan dalam semangat kepedulian dalam bidang masing-masing," tutur dia.
Basuki menambahkan, 21 tahun bukanlah usia yang sebentar namun belum terlalu tua untuk sebuah organisasi. Basuki menekankan, sudah seharusnya semua kegiatan aksi kemanusiaan tersebut mulai masuk ke
dalam literasi ilmiah.
"Dan BSMI sudah memulainya. Melalui kerjasama dengan Universitas Indraprasta -PGRI BSMI mulai memujudkan hal tersebut. Diantaranya dengan seminar ilmiah dan dengan menerbitkan jurnal ilmiah yang sudah terdafttar di portal Garuda dari Kemeterian Riset dan Pendidikan Tinggi dan selanjutnya akan mengikuti akresitasi jurnal pada semester depan.
Basuki berharap ke depan ada kerapihan dalam tata kelola kegiatan kemanusiaan salah satunya dengan mendapatkan landasan ilmiah yang kuat, terstruktur dan sistematis.
"Alangkahnya baiknya bila BSMI dapat mendirikan program studi kebecanaan sebagai kontribusi kita dalam penguatan tata kelola kebencanaan yang profesional dan dilaksankan oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Semoga harapan ini dapat terealisir," sebutnya.